Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Slalu dipuja-puja bangsa
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata
*****************************
Senang banget dengar lagu wajib ini, terenyuh tiap dengar tiap bait yang masuk ke telinga. Ada hati yang terusik dan ditanya. Apa yang sudah kau lakukan untuk Indonesia. Dengan background kehidupan saudara kita yang dipinggiran, memaksa membuka mata hati.
Kita disini ribut soal korupsi, korupsi dan korupsi. Sedangkan mereka disana beradu cepat mengisi perut agar kenyang. Bukan seperti kita yang memilih burger, ayam goreng, mereka lauk sayur ubi sudah lebih dari cukup. Demokrasi yang diperjuangkan dengan nyawa para mahasiswa tahun 1998 terasa sia-sia. Mereka mungkin menangis darah melihat kondisi bangsa saat ini.
Sedikit berangan bila demokrasi benar-benar ditegakkan, soal kedamaian dan kemakmuran bukan mimpi kosong rakyat. Tak pernah petani, nelayan, sopir angkot dan lainnya memikirkan memiliki uang banyak. Mereka berkerja dengan hati, dengan semangat tinggi untuk mengumpulkan rupiah demi makan anak dan keluarga. Sedangkan kita?
Masih bisa malukah kita?
Miris, dengan jutaan janji penguasa yang semanis madu menawarkan mimpi semu agar dipilih. Dan tak satupun janji itu mendekati nyata. Bahkan diantara mereka memerah dengan kekuasaan, membeli hak untuk memenuhi hawa nafsu.
Jadi dimana demokrasi itu? Dimana kami rakyat bisa merasakannya.
Demokrasi itu ditutupi benteng para penegak hukum yang arogan, membubarkan massa yang berdemo dengan senjata-senjata yang seharusnya melindungi rakyat. Bahkan berbalik membunuh insan yang hanya menginginkan hak mereka terpenuhi.
Demokrasi yang hakiki, kami menunggu. Menuntaskan segala keinginan hati kecil rakyat, dan andai itu tercapai. Demokrasi lah yang bisa menjabarkan semua permasalahan bangsa yang sudah sangat carut marut ini.
Semoga...