Kartini Jadul vs Kartini Modern

Apa yang terlintas di benak kita bila menyebutkan kata wanita? Ada yang beranggapan sesosok mahkluk hidup lemah, dengan segala kelemahan dalam menghadapi suatu masalah. Atau sesosok makhluk hidup yang pantasnya di belakang pria ketika melakukan pekerjaan penting, ops kalau anda berpikir seperti itu anda hidup pada zaman yang salah. Banyak perubahan-perubahan fungsi pada hakikatnya wanita itu sendiri sekarang ini, wanita tak hanya menjadi orang no.2 di pekerjaan, orang yang lemah menghadapi sesuatu, ataupun orang yang sepenuh hidupnya harus mengurusi urusan rumah, melainkan sesosok yang memegang peranan penting di beberapa bidang pekerjaan tertentu.

Pada zaman yang begitu demokrasi ini, peran wanita begitu penting dengan daya kerjanya yang pantang menyerah dan menggunakan perasaan dalam bekerja. Sesuatu kelebihan yang dimiliki oleh wanita yang tidak dimiliki kaum pria. Teringat dulu ketika tahun 1990-an, kaum pekerja Indonesia sangat di dominasi oleh para pria. Dan kita lihat sekarang, wanita begitu menggebu menjadikan dirinya menjadi wanita karier dengan menduduki posisi penting suatu perusahaan.

Tantangan yang berbeda pun harus dihadapi wanita sekarang, berbeda dengan zaman Kartini dahulu yang memperjuangkan emansipasi wanita dalam memperoleh standart hidup yang sama dengan kaum pria dengan cara yang begitu susah karena kurangnya prasarana. Sekarang wanita dihadapkan masalah kartini modern yang begitu kompleks, bukan hanya tentang standart hidup tapi juga tentang sosialitas di lingkungan namun juga menyangkut tentang HAM.

Kita tidak pernah putus mendengar berita penyiksaan TKW di luar negeri, penyiksaan istri dalam rumah tangga (KDRT), penjualan wanita di bawah umur (Trafficking), sampai dengan masalah transgender yang begitu sensitif bila dibacarakan. Apakah kita tidak jengah mendengar berita bertubi-tubi seperti itu, khususnya hei kalian wanita bagaimana perasaan kalian mendengar kaum kalian seperti tidak dihargai?

Tergugah kah, apakah kalian ingin melakukan sesuatu? Kalian bisa memulainya dengan berkata "SAYA KARTINI MODERN, DAN SAYA AKAN MEMBELA HAK KAUM SAYA!!", dan melanjutkan dengan sesuatu hal kecil yang berguna. Dimulai dengan SMS/Telephone mengajak teman-teman wanita yang lain, membuat BLOG atau note di facebook untuk meluapkan apa yang menjadi beban pikiran kalian, ataupun dengan membuat akun di twitter atau di facebook untuk mengajak wanita-wanita lain untuk "bertindak".

Apresiasikan apa yang kalian rasa, dan manfaatkan teknologi yang ada sekarang ini untuk wadah dari uneg-uneg yang dirasa. Tentang hidup, hak dan posisi wanita dalam kehidupan sehari-hari dengan layak.

Dan pahlawan wanita kita Raden Ajeng Kartini telah membuka mata dan jalan bagaimana memperjuangkan hak kaum wanita, dengan kerja keras dan pantang menyerah menyerukan hak hidup yang terkekang. Teguhkan hati, sematkan perjuangan kartini dalam batin untuk memompa semangat, dan pakaikan baju teknologi digital agar suara kartini modern terdengar kesemua wanita tak hanya diri kalian, tapi saudara, ibu, teman dan wanita-wanita yang lain.

Tinggal kita kartini modern melanjutkan perjuangan kartini terdahulu dengan teknologi digital yang ada dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan rubah cara pandang mereka yang selama ini tidak begitu peduli dengan kaum wanita. HP, Internet, dan teknologi komunikasi lainnya bisa digunakana sebaik-baiknya. Hal kecil namun besar dilakukan dengan mengajak dari teman-teman kita dahulu lalu melalui SMS/Telephon lalu disebarkan melalui internet lewat blog ataupun notes facebook. Dan disinilah kamu bisa disebut kartini modern, dengan memulai hal kecil menyebarkan perjuangan kartini dahulu melalui teknologi digital.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright catatan heri . All Rights Reserved.

Designed by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine

Blogger Template created by Deluxe Templates